Manusia adalah makhluk sosial yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya saling berinteraksi satu dengan lainnya. Proses interaksi tersebut membuat manusia membentuk kelompok-kelompok komunitas. Dan manusia akan selalu dihadapkan pada unsur kekuasaan dan pengaruh. Kekuasaan dan pengaruh merupakan unsur utama dalam politik. Untuk memenuhi kepentingannya (meraih cita-cita dan tujuannya), setiap manusia mau tidak mau harus menggunakan politik (kekuasaan dan pengaruh) sebagai alat berinteraksi antara manusia satu dengan manusia lainnya. Dengan demikian, politik adalah kenyataan hidup yang harus dihadapi dan dijalankan oleh setiap orang selama ia berinteraksi secara sosial.
Organisasi sebagai salah satu entitas sosial juga
tidak terlepas dari politik. Setiap orang dalam organisasi akan menggunakan
taktik dan strateginya masing-masing untuk memperebutkan sumber daya yang
terbatas, baik itu menyangkut distribusi informasi, kekuasaan, karir maupun
penghargaan lainnya.
Pada prinsipnya politik adalah suatu jaringan
interaksi antarmanusia dengan kekuasaan diperoleh, ditransfer, dan digunakan.
Dengan menggunakan definisi ini, maka dapat dikatakan bahwa politik tidak hanya
terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik juga terjadi pada organisasi
formal, badan usaha, klub-klub pribadi, organisasi keagamaan, kelompok suku
primitif, marga, dan bahkan pada unit keluarga
Pemahaman bahwa organisasi adalah sebuah entitas
politik akan mampu menyadarkan manajer melihat organisasi secara ‘utuh’ dan
tidak hanya mengandalkan pada cara-cara instrumental saja.
Saat ini para manajer
di berbagai organisasi di dorong untuk lebih bersikap demokratis. Manajer
diminta untuk lebih terbuka terhadap masukan dari para karyawan dalam proses
pengambiln keputusan dan mau mendengarkan saran dari kelompok dalam proses yang
sama.
Tetapi tidak semua manajer
menganut demokrasi. Banyak manajer menggunakan kedudukan untuk
melegitimatisi kekuasaan dan membuat keputusan yang bersifat sepihak. Para
karyawan semakin merasakan tekanan besar untuk meningkatkan kinerja mereka
sehingga besar kemungkinan mereka terlibat dalam proses politisasi.
Berikut adalah Perilaku Perilaku Politis dalam Organisasi secara umum :
1. Inducement (Dorongan/Pancingan)
suatu tindakan memberikan sesuatu atas perilaku yang
di kerjakan. Secara tidak langsung anggota
merupakan penentu utama komitmen dalam organisasi, dengan mempertimbangkan
keuntungan dan kerugian dalam proses pertukaran kontribusi yang diberikan oleh
organisasi kepada anggota dan sebaliknya.
Contoh : direktur dalam sebuah
perusahaan memberikan bonus atau kenaikan gaji kepada karyawannya yang sudah
bekerja keras dan mengerahkan segala upayanya terhadap perusahaan sehingga
menghasilkan keuntungan yang cukup besar dalam perusahaan tersebut.
2. Persuation
(Persuasi)
suatu tindakan mempengaruhi perilaku seseorang dalam
organisasi. Atau dalam maksud lain persuasi adalah kekuasaan yang bersinggungan
dengan kemampuan pemberi perintah dalam meyakinkan orang lain dengan argument argument
yang logis-rasional untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Contoh : Seorang
dokter yang memberi nasehat kepada pasien yang perokok berat, dengan
menjelaskan efek buruk merokok bagi paru-paru dan hasil penelitian yang
membuktikan bahwa para perokok lebih rentan menderita penyakit kronis lain.
3. Creation of an obligation (Penciptaan Kekuasaan)
suatu ikatan
dengan mana seseorang terikat atau berkewajiban untuk melakukan hal tertentu
yang muncul dari rasa kewajiban. Artinya ketika seseorang tersebut diberi
amanah atas suatu hal, dia akan melaksanakannya sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan, hal ini dikarenakan munculnya rasa tanggung jawab atas
kewajibannya sebagai pemegang amanah tersebut.
Contoh : saat pemilihan pengurus organisasi seperti
ketua, wakil, sekertaris, bendahara, dan sebagainya, Para anggota organisasi akan melimpahkan
seluruh kepercayaannya kepada para anggota yang telah terpilih. Disaat itu mereka harus mampu
menanggung kewajiban mereka sebagai pengurus. Tanpa paksaan dan secara hati
nurani muncul rasa tanggung jawab atas kepercayaan yang sudah di limpahkan oleh
para anggota organisasi tersebut.
4. Coercion (Koersi)
memaksa pihak lain untuk berperilaku secara spontan
(baik melalui tindakan atau tidak bertindak dengan menggunakan ancaman, hadiah,
atau intimidasi atau bentuk lain tekanan atau kekuatan.Peragaan kekuasaan atau
ancaman paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok (biasanya
menyertakan tindakan fisik/kekerasan) terhadap pihak lain agar bersikap dan
berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang memiliki kekuasaan termasuk sikap
dan perilaku yang bertentangan dengan kehendak yang dipengaruhi. Paksaan yang
dilakukan dapat berbentuk fisik maupun psikologis.
Contoh : Perbudakan dimana budak adalah seseorang
yang dianggap lebih lemah daripada tuannya sehingga tuannya dapat melakukak apa
saja kepada budaknya.
_______________________________________________________________________________
Daftar Pustaka
https://www.slideshare.net/satyapranata7/motivasi-dan-kepemimpinan-144040538
https://conflictandchangemanagement.wordpress.com/2012/11/24/perilaku-politik-dalam-organisasi/#:~:text=Perilaku%20politik%20adalah%20kegiatan%20yang,dan%20kerugian%20di%20dalam%20organisasi.&text=Tujuan%20perilaku%20politik%20(individu%2Fgroup,atas%20teritori%20dan%20sumberdaya%20organisasi.