Jumat, 04 Desember 2020

Perilaku Politis dalam Organisasi

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya saling berinteraksi satu dengan lainnya. Proses interaksi tersebut membuat manusia membentuk kelompok-kelompok komunitas.  Dan manusia akan selalu dihadapkan pada unsur kekuasaan dan pengaruh. Kekuasaan dan pengaruh merupakan unsur utama dalam politik. Untuk memenuhi kepentingannya (meraih cita-cita dan tujuannya), setiap manusia mau tidak mau harus menggunakan politik (kekuasaan dan pengaruh) sebagai alat berinteraksi antara manusia satu dengan manusia lainnya. Dengan demikian, politik adalah kenyataan hidup yang harus dihadapi dan dijalankan oleh setiap orang selama ia berinteraksi secara sosial.

Organisasi sebagai salah satu entitas sosial juga tidak terlepas dari politik. Setiap orang dalam organisasi akan menggunakan taktik dan strateginya masing-masing untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas, baik itu menyangkut distribusi informasi, kekuasaan, karir maupun penghargaan lainnya.

Pada prinsipnya politik adalah suatu jaringan interaksi antarmanusia dengan kekuasaan diperoleh, ditransfer, dan digunakan. Dengan menggunakan definisi ini, maka dapat dikatakan bahwa politik tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik juga terjadi pada organisasi formal, badan usaha, klub-klub pribadi, organisasi keagamaan, kelompok suku primitif, marga, dan bahkan pada unit keluarga

Pemahaman bahwa organisasi adalah sebuah entitas politik akan mampu menyadarkan manajer melihat organisasi secara ‘utuh’ dan tidak hanya mengandalkan pada cara-cara instrumental saja.

Saat ini para manajer  di berbagai organisasi di dorong untuk lebih bersikap demokratis. Manajer diminta untuk lebih terbuka terhadap masukan dari para karyawan dalam proses pengambiln keputusan dan mau mendengarkan saran dari kelompok dalam proses yang sama.

Tetapi tidak semua manajer menganut demokrasi. Banyak manajer  menggunakan kedudukan untuk melegitimatisi kekuasaan dan membuat keputusan yang bersifat sepihak. Para karyawan semakin merasakan tekanan besar untuk meningkatkan kinerja mereka sehingga besar kemungkinan mereka terlibat dalam proses politisasi.










Berikut adalah Perilaku Perilaku Politis dalam Organisasi secara umum :

1. Inducement (Dorongan/Pancingan)

suatu tindakan memberikan sesuatu atas perilaku yang di kerjakan. Secara tidak langsung anggota merupakan penentu utama komitmen dalam organisasi, dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dalam proses pertukaran kontribusi yang diberikan oleh organisasi kepada anggota dan sebaliknya.

Contoh : direktur dalam sebuah perusahaan memberikan bonus atau kenaikan gaji kepada karyawannya yang sudah bekerja keras dan mengerahkan segala upayanya terhadap perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan yang cukup besar dalam perusahaan tersebut.

2. Persuation (Persuasi)

suatu tindakan mempengaruhi perilaku seseorang dalam organisasi. Atau dalam maksud lain persuasi adalah kekuasaan yang bersinggungan dengan kemampuan pemberi perintah dalam meyakinkan orang lain dengan argument argument yang logis-rasional untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Contoh : Seorang dokter yang memberi nasehat kepada pasien yang perokok berat, dengan menjelaskan efek buruk merokok bagi paru-paru dan hasil penelitian yang membuktikan bahwa para perokok lebih rentan menderita penyakit kronis lain.

3. Creation of an obligation (Penciptaan Kekuasaan)

 suatu ikatan dengan mana seseorang terikat atau berkewajiban untuk melakukan hal tertentu yang muncul dari rasa kewajiban. Artinya ketika seseorang tersebut diberi amanah atas suatu hal, dia akan melaksanakannya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan munculnya rasa tanggung jawab atas kewajibannya sebagai pemegang amanah tersebut.

Contoh : saat pemilihan pengurus organisasi seperti ketua, wakil, sekertaris, bendahara, dan sebagainya,  Para anggota organisasi akan melimpahkan seluruh kepercayaannya kepada para anggota yang telah  terpilih. Disaat itu mereka harus mampu menanggung kewajiban mereka sebagai pengurus. Tanpa paksaan dan secara hati nurani muncul rasa tanggung jawab atas kepercayaan yang sudah di limpahkan oleh para anggota organisasi tersebut.

4. Coercion (Koersi)

memaksa pihak lain untuk berperilaku secara spontan (baik melalui tindakan atau tidak bertindak dengan menggunakan ancaman, hadiah, atau intimidasi atau bentuk lain tekanan atau kekuatan.Peragaan kekuasaan atau ancaman paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok (biasanya menyertakan tindakan fisik/kekerasan) terhadap pihak lain agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang memiliki kekuasaan termasuk sikap dan perilaku yang bertentangan dengan kehendak yang dipengaruhi. Paksaan yang dilakukan dapat berbentuk fisik maupun psikologis.

Contoh : Perbudakan dimana budak adalah seseorang yang dianggap lebih lemah daripada tuannya sehingga tuannya dapat melakukak apa saja kepada budaknya.


_______________________________________________________________________________


Daftar Pustaka

https://www.slideshare.net/satyapranata7/motivasi-dan-kepemimpinan-144040538 

https://conflictandchangemanagement.wordpress.com/2012/11/24/perilaku-politik-dalam-organisasi/#:~:text=Perilaku%20politik%20adalah%20kegiatan%20yang,dan%20kerugian%20di%20dalam%20organisasi.&text=Tujuan%20perilaku%20politik%20(individu%2Fgroup,atas%20teritori%20dan%20sumberdaya%20organisasi. 

Simbol-Simbol Flowchart

        Secara umum Flowchart merupakan bagan-bagan yang mempunyai arus dan menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowch...